Minggu, 14 September 2014

Prolog Untuk Episode September

Sahabat, memang tidak mudah menyematkan gelar tersebut ke setiap orang yang kamu temui. Seluruh manusia di sekitarmu bisa menjadi seorang teman, tapi tidak seorang sahabat. In my perspective, sahabat itu adalah semacam saudara yang tidak diikat oleh darah, DNA, atau asal muasal rahim yang sama. Sahabat hadir karena keterikatan emosional yang entah kenapa menyatukan empati dan simpati satu sama lain, kemudian turut hadir bersamanya sebentuk kepedulian, pengorbanan dan pengertian. Sahabat tidak selalu damai dan tentram, terkadang mereka tidak sepaham, lantas adu ego masing-masing, namun mereka selalu punya jalan untuk kembali dan bersama-sama menjelajahi banyak dunia, lagi. Satu hal lagi, sahabat tidak pernah tinggal diam untuk menyelamatkanmu dari keterpurukan, bagaimana pun caranya mereka berusaha membuatmu bangkit dan menyadarkanmu kembali. 
So, I've decided that episode tulisanku di Bulan September ini adalah ungkapan-ungkapan rasa terima kasihku untuk para manusia yang berhasil menyatukan emosionalku bersama mereka, yang dengan kesungguhan hati, kusematkan gelar "sahabat" untuk mereka. Satu tulisan untuk satu nama. 

Salam Sayang Tak Berujung



Safia

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Padang Mimpi