Selasa, 16 September 2014

Gadis Melayu Dari Medan



Dia memang tidak selalu ramah sebagai sahabat, bahkan lebih cenderung ceplas-ceplos pedas dan tingkahnya kadang bikin naik sasak. Parahnya kami memiliki zodiac yang sama, lahir di bulan yang sama, bahkan tanggalnya pun sama. Bisa dibayangkan seperti apa responku setiap kali melihat tingkah lakunya? Aku berharap tidak seperti bercermin dan melihat tingkah polaku sendiri. Tenang, kami bukan saudara kembar, lahir dari rahim yang berbeda dan beruntungnya tahun kelahiran kami juga berbeda, aku lebih “dewasa” dari dia setahun hahaha. 

Perkenalkan saudara yang tidak serahim dan tidak sepersusuan, yang dipertemukan karena kegilaan kami yang terlampau absurd, Fitri Rahmadhani Rosha, gadis Melayu dari Medan yang cakapnya kadang harus direm paksa, tapi aku lebih suka memanggilnya “mbot”. Jadi, apa sesungguhnya yang membuat aku menyebutnya sebagai sahabat?

Kami tidak serta merta menyatu begitu saja, saling menemukan kegilaan adalah proses yang panjang. Kami hidup dan beraktivitas dalam satu naungan prodi, Manajemen Sumberdaya Perikanan, tapi kami tak saling kenal, asing. Hal ini berjalan selama setahun, atau mungkin lebih?. Sebuah perjalanan membawa kami pada banyak petualangan, perjalanan menuju Pulau Pramuka-Kepulauan Seribu. Di sana kami menghabiskan banyak hari dalam satu atap, bahkan satu kamar. Kami saling membunuh jenuh dan penat yang kadang-kadang hinggap saat malam, entah bermain uno, kartu, dan macam-macam permainan yang pada akhirnya tetap aku yang selalu kalah. Perjalanan 30 hari tersebut membawa kami pada satu kesimpulan, kami menemukan “chemistry”. Bukan lawan jenis saja yang menemukan perasaan ini, untuk menjadi sahabat pun kamu harus bisa menemukan hal ini. Bukan berarti aku atau dia pemilih, tapi ada hal-hal yang terkadang perasaanmu yang memilih. Kami tidak selalu akur, bahkan lebih sering main smackdown daripada bergandengan, lebih sering adu cakap daripada menyanjung satu sama lain, tapi aku pribadi merasakan kejujuran dan ketulusan dari hubungan pertemanan kami. 

Gadis melayu berkacamata minus ini memang keras sih, tapi dia rajin beribadah dan tidak pernah melupakan Allah. Setiap kali dekat dia, rasanya aku malu, minder, imanku jadi ciut. Yah meskipun suka merepet dimana-mana, tapi dia tak segan membantu selama dia mampu. Polos sih, ehm atau lugu? Untuk hal-hal yang berkaitan dengan area dewasa, dia ini yang paling bego diantara kerabat unimes yang lain. Yogi sebagai rektor unimes yang telah kami kukuhkan, harus sering-sering mentransfer pengetahuan kepada mbot. Setiap jam 10 pagi, dia paling suka menonton tayangan FTV di SCTV, kalau malam menjelang dia suka nyalain TV dan membiarkan TV yang menontonnya tidur dan terdampar di bawah lantai. Gadis melayu ini amat sayang kepada keluarganya, suka tiba-tiba nangis setiap rindu umi atau ayahnya. “No body’s perfect”- dia tetap yang juara untuk banyak hal, meskipun tidak sempurna. 

And the last paragraph, I wanna say “Domo arigatou gozaimasu” for the everything that you gave to me, friendship and the other little family. Terima kasih untuk banyak perjalanan dan kisah yang sudi kamu torehkan di kehidupanku yang tidak hebat ini, dan kamu berhasil membuatnya lebih seru. Terima kasih untuk semangat dan motivasi yang selalu menyala ketika aku hampir redup, meskipun kadang-kadang apimu rapuh dan hampir padam ditiup angin hahaha. Terima kasih ya mbot dan maaf lho nama baikmu tercabik-cabik di blog ini.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Padang Mimpi