Selasa, 29 November 2011

Secangkir Kopi Susu

        Merasa hidup begitu kelabu seperti petang?,,atau begitu gelap seperti malam yang menyerang tanpa bulan?ataukah hanya kita saja yang lupa untuk sedikit membuka mata, mencoba untuk memberi nilai lebih pada semua yang lalu lalang di setiap setapak jalan hidup kita?karena hidup seperti kombinasi bubuk kopi,butiran gula, dan susu cair. Menyeruput secangkir kopi susu, harus diaduk dengan rata terlebih dahulu agar  bisa merasakan kombinasi ketiganya, nikmat dengan sedikit pahit. Lalai mengaduk kopi susu, kamu akan merasakan manis di permukaan tapi ada endapan pahit di dasar cangkir, sangat pahit . Bagaimana jika kita pun mencoba mengaduk semua kombinasi rasa yang muncul dalam hidup kita??agar yang pahit tak terasa pahit yang berlebihan,tapi pahit yang nikmat.
        Ketika kamu harus bersusah payah untuk memperoleh sekoin receh atau selembar uang, tapi tak juga kamu dapatkan sekoin receh atau selembar uang, peluh sudah mencapai ubun-ubun, deadline pembayaran biaya pendidikan tinggal menunggu jam, tagihan rumah sakit bapak semakin menumpuk. Ketika rasa cinta dan sayangmu kepada seseorang tiba-tiba diabaikan, ditinggalkan, dan kamu harus kembali menjajaki lantai dengan kedua telapak kakimu sendiri, tak ada lagi yang menopangmu untuk berbagi sedih dan bahagia, tak ada lagi dia yang dulu ikut merasakan bebanmu sehingga terasa ringan. Ketika bapak dan ibu memutuskan untuk berjalan tidak beriringan lagi, tak ada lagi bapak dan ibu dalam satu atap, dalam satu kasih, yang ada perselisihan antara mantan istri dan mantan suami. Ketika nyawa bapak atau ibu sebagai kepanjangan tangan Tuhan untuk membesarkanmu tanpa pamrih, pun telah diambil kembali oleh Tuhan, tak ada lagi kenyamanan dalam lingkaran tangan bapak atau ibu. Kamu merasa hidup tidak adil??Tuhan tidak adil??atau sebenarnya kita lah yang tak pernah adil pada Tuhan dan pada hidup yang telah Dia berikan pada kita?
        Saat berada di kuadran atas roda hidup kita, seringkali amnesia untuk menyempatkan sedikit kata syukur pada Tuhan, kita melupakan Tuhan, tapi Tuhan tak pernah meninggalkan barang sedetik pun. Ketika kuadran di pindah ke sisi bawah roda hidup kita, kita mengeluh, kita menyesal, kita kesakitan, dan barangkali merasa ketidakadilan sangat besar terjadi dalam hidup kita, Tuhan pun tetap tak pernah pergi darimu. Tuhan hanya ingin menyeimbangkan hidup kita, seperti secangkir kopi susu. Penderitaan dan kesakitan adalah hal lumrah agar kita dapat menghargai dan mensyukuri kebahagiaan, mengajarkan kita untuk menjadi dewasa. Tuhan adil, hidup adil, dan selalu adil, memberi kombinasi penderitaan, kebahagiaan, kesulitan, kemudahan, kesedihan, dan kesenangan. 
      Sesungguhnya kita tak perlu melawan dan membenci hidup apapun bentuk dan wujudnya, tapi kita hanya butuh untuk merasakan, bersahabat, dan memperjuangkan hidup demi kebaikan pribadi, keluarga, dan orang-orang sekitarmu. Tersenyum dan bersinarlah meskipun ribuan ton atau lebih beban sedang kamu sangga, pundakmu mungkin hampir lumpuh,tapi Tuhan tak pernah meninggalkanmu, Dialah yang turut meringankan beban itu. 
Jadi inilah waktunya merasa bahwa gelap saat ini seperti peristiwa gerhana matahari total yang sebentar lagi akan terang kembali, Petang akan disambut segera oleh subuh, dan secangkir kopi susu yang telah diaduk sempurna siap untuk dihirup aromanya dan diteguk cairannya. Tersenyum dan bersyukurlah pada apapun yang berlalu lalang dalam jalan hidup kita.
~a big grateful to my God, Allah SWT~ 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Padang Mimpi