Sabtu, 16 Februari 2013

Menapaki Empat Puluh Tahun Pengabdian (Ir. Retno WIdaningroem, M. Sc.)


Barangkali mentari masih jauh di ufuk timur
ketika usia berupa bilangan, belum terkatakan
ketika sabda keluar adalah celotehan riang tanpa beban
merangkai mozaik kehidupan penuh warna jingga,
tentang sekolah rakyat, tentang tempelan kapur pada pipi yang bangga kubawa pulang
tentang buah munggur goreng sangan, tempe gembus dan lempeng juruh, favoritku
tentang sekumpulan anak bengal penggandrung tebu
layaknya menikahi sekotak keceriaan tanpa agunan dosa
ringan dan menjalar dengan leluasa

Barangkali mentari tlah sepenggalah tinggi menapaki bumi pertiwi
kilauan sinar peraknya menerobos dengan gesit, hangat menyelimuti atmosfer yang legit
ketika setapak jalanku bermetamorfosa, semacam nimfa petualangan
tentang kompilasi seragam putih-pituh, pohon beringin, lagu keramat Indonesia Raya dan
upacara bendera di setiap awal minggu
tentang goa selarong berta karun jambu kluthuk
tentang segebok buku silat yang sukses menyihirku dengan fantasi rapalan jurus sakti
nyaris sempurna memorak porandakan studiku kala itu

Tatkala roda kehidupanku trus berputar, memberiku kolaborasi warna serupa bianglala
kolektor atas bermacam manusia yang kusapa teman, dengan atribut suku dan kepercayaan
aku mereguk nilai setiap penggalan perjalanan hidup
seluruhnya menjadi satu, membahana di relung hati dan meluruh jauh menukik dalam diriku
memahat sebuah prasasti yang kupanggil karakter

barangkali mentari maikn beranjak ke tengah, ketika kanvas duniaku makin renta
ketika putih abu-abu bermigrasi ke sebentuk kebebasan, keleluasaan
aku berontak pada gelar, semacam kebanggaan mungkin bagi semua orang tua
aku pribadi menggilai sebuah petualangan tanpa belenggu rantai
samapi pada suatu titik, diri ini tak lagi berdaya
gletser mencair damai serupa keluluhan, kepatuhanku yang lalu menyemayamkan impian kebebasan
dalam kampus biru UGM-ku

kusadari diri ini bukan arwana atau mas koki, yang gemulai anggun dlaam aquarium
aku adalah hiu yang bebas bergerak ke segala penjuru samudra kehidupanku
namun kuterperangkap dalam sejenis ruang aneh...gender
di dunia nyata ku hanya seorang perempuan yang digelayuti sejuta tanya,..bisakah? mampukah? bolehkah?
dan, sampailah pada penyempurnaan gelar pertama dalam wujud ijazah sarjana muda

ketika rotasi hidup sigap merasuki ruh perjalananku, aku terdampar di sebuah sudut sunyi
saat mimpi tak menyuguhkan lagi persahabatn dengan kenyataan
hanya kesungguhan menjadi penggubah paling kuat
simphoni mimpi kukejar dan kupaksa hadir dalam dunia non-fiksi
ia berlogo insinyur perempuan pertama, yang menetas di sarang perikanan GAMA

kucetak sinopsis tentang ragam warna, ragam perubahan,
sebagaimana hidup menafkahi sepenggal siangku yang terkadang terik,
terkadang bergumul dengan mendung, terkadang berteman dengan pori-pori kutikula
kukecup siang yang hampir terjangkiti sore dengan penuh syukur atas metamorfose begitu cantik

barangkali mentari sore tlah menggantikan siang, waktu membawaku lari kencang
saat, aturan tak lagi mengizinkan semangat yang trus menyala berkobar
meski terkadang belum puas akan segalanya, kini
harus kukatakan kepadamu cukup, telah cukup,,dan dengarlah doaku

semoga pelita ilmu yang kusebarkan dapat menjadi lentera masa depan
mungkin aku tak kan pernah melihat pelita itu kelak membara
semoga benih ilmu yang kutabur menjadi pohon rindang temapt berteduh masyarakat
meski kutahu tak lagi akan menuainya atau mencicipi lezat buahnya,
aku tak henti memohon semoga Allah berkenan menerima amal-amalku
yang tlah dengan segenap sungguh kupupuk, kusirami hingga telah letih usiaku

hari ini jumat di akhir bulan agustus 2012
telah tiba waktu senjaku, kemarin dan hari ini pun segera kan berlalu
esok pagi kujemput cerita lain diriku

kuberjanji, tetap berjalan tegak, tetap menatap ke depan hingga akhir ujung perjalanan
saat aku tunduk bersimpuh menerima taqdir Illahi Robbi
"Wahai,,kembalillah perjalananmu telah usai"
Di kala saatku tiba, kukan tersenyum riang meninggalkanmu, meninggalkan semuanya
karena aku telah berbuat yang aku bisa
SAMPAI JUMPA ANAK-ANAKKU, SAMPAI BERTEMU SAUDARA-SAUDARAKU. AMIIIN

~Bandung-Yogyakarta End of August 2012~
Rina Anggraeni Safia-Gandhi Eko Julianto-Retno Widaningroem

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Padang Mimpi