Telah kusemarakkan dunia
dengan semarak yang agung…
dari saduran bayangan senja yang menggantung…
tapi,,,
Sunyi setia bereaksi dalam batas imajinasiku
Sebuah pandemic yang menggerogoti
rongga respirasi arwahku…
dengan susah payah…
kularutkan gumpalan senyap
dalam teriakanku…
tapi tak juga terlahir
taring-taring tawa
sebagai daya serap
atas kelebihan dosis kesepianku…
kemudian
kujejali berjuta-juta ton cairan
kental keramaian,
agar tergantikan pengap keheningan
dalam sel-sel aktif otakku…
kerontang energiku
menjadi uap tanpa bekas
karena
sepi…
hening…
dan
senyap…
telah menjadi tsunami
dalam batas kekosongan dimensiku….
LA, 18 Januari 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
wah..bagus bgt pusinya rin..
lanjutkan menulis yah
di tunggu postingan berikutnya
btw,ku jg punya puisi rin
baca di blog ku yah
Posting Komentar