diam...
membeku...
dan kembali tangisan jadi bimbangku
mencair pelan
tapi sakit
sakit yang pernah bertengger dalam ubun-ubun perasaanku
ingin lari...
tapi kaki terlanjur terpaku
urung menjelajahi masa di depanku
hendak berbelok
dan merayap dalam kolong dimensi lalu
kecewa dan lara terlampau berat
akhirnya terkapar tanpa arah
tak mau masa depan
dan enggan menengok masa lalu
seperti mayat hidup
atau bangkai tanpa nisan
merangkai konstruksi benteng
benteng yang menyembunyikanku,laraku,tangisku,masa laluku
dan mengubur kebahagiaan yang pernah menerobos sisa hidupku
hampir selesai
satu bata lagi terpasang
dan semua kembali normal
tapi kau kembali menerjang
memporak-porandakan pertahananku
aku jatuh
terjungkal ke jurang tanpa dasar
kembali tak tahu jalan pulang
mencari dan mengais diriku yang seperti butiran pasir
aku kembali memudar
seperti pelangi yang kehilangan sinar matahari,
mengemis gumpalan gerimis yang semakin kerontang
dan pelangi semakin redup
capek
letih
tahukah kau,,,
aku kesakitan seperti luka yang meradang
seperti epidermis yang terhunus paku karatan
menjauhlah jika satu mimpi pun
tak dapat kau ciptakan untukku
jangan berdongeng dengan hatiku
dia hanya ingin realita
tak mengerti dunia khayalan
berhentilah bermain dengan cinta yang tersisa
jika hanya ingin membantingnya sampai pecah
hingga berkeping-keping
hanya segumpal sisa itu yang membuatku kuat
memberi cahaya maaf untukmu
menguatkan dan menopang kaki yang tinggal sepenggal
maka biarkan sisa cinta itu mengerak,
menguap hingga akhirnya hidup telah membimbingku seperti sedia kala
pergilah jika memang tak ingin kembali..
jangan sentuh apapun lagi dalam duniaku..
dan kembalilah jika memang ingin menata diriku,
mereaksikan sakit dalam bahagia yang baru,
menyedot dongeng
dan mengunduh alam nyata bagi kedua tangan dan kakiku,
aku hanya ingin berbahagia dengan hidupku
tahukah kamu???
ketika seluruh kekuatan runtuh kembali |
0 komentar:
Posting Komentar