Petang menjalar pada ubun-ubun langit, lembayung sore merayap lenyap pelan-pelan, memekik alunan adzan maghrib dari kubah masjid tak jauh dari kontrakan. Entah ini sudah yang ke berapa kalinya, aku menggelontorkan air mata, aku lelah menjadi orang yang dikasihani, aku lelah tak bisa berusaha sendiri, aku lelah mencari pekerjaan kesana-kemari, mendatangi interview dimana-mana, tapi hasilnya nihil. Dalam sujud maghrib paling damai ini, aku menangis, aku mengadu padaMu, karena aku tak bisa mengadu pada siapapun lagi. Barangkali orang-orang di sekitarku telah terbebani banyak hal karena kesulitannku, dan aku menyesal karena aku harus selalu merepotkan mereka. Aku menangis karena aku tak pernah bisa berdiri di atas kakiku sendiri.
Ya Allah, sekali lagi maafkan atas pengaduanku petang ini. aku hanya ingin menyampirkan sedikit lelah dan capek padaMu, satu-satunya yang mengerti dan memahami apa yang kurasakan. Aku tak pernah ingin memohon Engkau memudahkan bebanku, tapi aku hanya ingin memohon Engkau menjadikan aku lebih kuat untuk membawa beban ini dan melewati kesulitanku.
~Saat ketegaran runtuh sejenak~